Manusia

*
Vierra
Manusia

mungkin aku bersalah
mungkin aku berdosa
mungkin ini takdirku
tuk menempuh semua

Reff:
dan aku hanyalah manusia
bisa bersalah dan menyakiti
aku hanyalah manusia
tak seperti tuhan yang sempurna

ku terlalu berharap
ku terlalu meminta
ku terlalu mencoba
ku melangkahinya

back to Reff 2x

Bintang

Malam yang indah
Kau ada di sini
Mengisi kosongku
Dan berkata sayang

*
Tak pernah ku ragu
Hanya dirinya satu
Tak pernah ku ragu
Cerita cintaku

Reff :
Oh bintang bintang
Bawalah aku terbang tinggi
Bersamanya karena dia yang aku mau
Bintang bintang kabulkan permohonanku

Back to * , Reff

Back to Reff

Bintang bintang
Bawalah aku terbang tinggi
Bersamanya karena dia yang aku mau
Bintang bintang kabulkan permohonanku

Apa Mimpi Itu?

Mimpi adalah komunikasi antara tubuh, pikiran dan jiwa kita. Tau gak sebenernya sepanjang waktu kita bermimpi meski saat kita lagi bangun, cuma proses itu berlangsung di alam bawah sadar kita.

Berikut ini beberapa fakta menarik mengenai mimpi :

1. Orang Buta Jg Bermimpi
2. Kamu Akan Lupa 90% Dari Mimpimu
3. Semua Orang Bermimpi
4. Mimpi Mencegah Gangguan Emosi.
5. Rangsangan Dari Luar Mempengaruhi Mimpi Kita
6. Saat Bermimpi Tubuhmu Akan Lumpuh
7. Kita Hanya Memimpikan Apa Yg Kita Ketahui8. Mimpi Itu Tidak Seperti Apa Yang Terlihat
9. Tidak Semua Orang Mimpinya Berwarna
10. Kita juga cenderung mengalami mimpi dengan “tema” yg sama

Tentang Mimpiku

Aku bermimpi
Tentang hari ini
Disaat kita berdua
Slalu bersama
*courtesy of IstanaLagu.com
Dan bila nanti
Kau ingat kembali
Masa-masa inilah
Yang akan kita kenang slalu
Reff:
Kau tak sendiri
Ku selalu bersamamu
Temani aku
Sampai habisnya waktu
Aku berjanji sampai tua nanti
Akan selalu ada jika kau butuh
Dan bila nanti dunia tak mengerti
Berpalinglah padaku
Tempat teraman untuk dirimu
Back to Reff:
Biarkan saja hidup tak mudah
Asal kau selalu ada (selalu ada)
Back to Reff: 2x
Biarkan saja hidup tak mudah
Asal kau selalu ada
Bersamaku..
Bersamaku..
Bersamaku..
Bersamaku..


Read more: http://istanalagu.com/m/mytha-mamamia/mytha-mamamia-tentang-mimpiku/#ixzz186ZdueT8

Cinta Masih Bisa Tersenyum

bila jiwaku kini berduka apa obatnya
adakah penawar untuk hati yang terluka
bagai melayang di kehampaan kosong jadinya
ruang rindu berubah menjadi tak bernyawa
reff:
cinta masih bisa tersenyum padaku
walau kau telah menyakitiku
tinggalkan semua begitu saja
hilang ditelan sang bumi

mampukah diriku menghadapi hari esok
yang penuh dengan hangat cahaya sinar matahari
isak tangis bukanlah menjadi milik diriku
akan ku gapai segala harapan yang tertunda

repeat reff:

reff2:
cinta masih bisa tersenyum padaku
hanya waktu yang mampu pulihkan
kegelisahan tiada berujung
berganti dengan bahagia

jangan mengukur cinta dengan materi
masih banyak hal yang lebih penting

repeat reff:
repeat reff2

Arti Sahabat

    Tak mudah untuk kita hadapi
    perbedaan yang berarti
    tak mudah untuk kita lewati
    rintangan silih berganti

    kau masih berdiri
    kita masih di sini
    tunjukkan pada dunia
    arti sahabat

    kau teman sehati
    kita teman sejati
    hadapilan dunia
    genggam tanganku

    tak mudah untuk kita sadari
    saling mendengarkan hati
    tak mudah untuk kita pahami
    berbagi rasa di hati

    kau adalah..
    tempatku membagi kisahku
    kau sempurna
    jadi bagian hidupku
    apapun kekuranganmu

Untuk Sahabat

Biarkan Saja Kekasihmu Pergi
Teruskan Saja Mimpi Yang Kau Tunda
Kita Temukan Tempat Yang Layak
Sahabatku
Kupercaya Kan Langkah Bersamamu
Tak Kuragukan Berbagi Dengan Mu
Kita Temukan
Tempat Yang Layak Sahabatku
Kita Mencari
Jati Diri
Teman Lautan Mimpi
aku Bernyanyi Untuk Sahabat
aku Berbagi Untuk Sahabat
Kita Bisa Jika Bersama
Kita Berbagi Untuk Sahabat
Kita Bernyanyi Untuk Sahabat
Kita Bisa Jika Bersama
Tiba Waktunya
Kita Untuk Berbagi
Untuk Saling Memberi

Sungai Terbesar di Indonesia

Mahakam merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam.
Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi.
Sungai Mahakam memiliki beberapa anak sungai, di antaranya:
  • Sungai Belayan
  • Sungai Lawa
  • Sungai Kedang Kepala
  • Sungai Telen
  • Sungai Tenggarong
  • Sungai Karang Mumus

Aku dan Perasaan Ini

Berulangkali ku yakinkan cinta ini
Kepadamu yang ku puja selama ini
Namun terus kau menghancurkan diriku
Cintaku jiwaku

*
Andai kau tahu cara yang telah ku tempuh
Demi mendapatkan utuhnya hatimu
Sampai sampai ku pertaruhkan diriku
Cintaku jiwaku

**
Semoga kau mengerti
Aku dan perasaan ini
Harusnya kau sadari
Betapa besar cintaku ini

Kembali ke *

Kembali ke ** 2x

Selamat Tinggal 2010

Tahun tlah di lalui dengan menghadirkan berbagai cerita..
cerita indah..
cerita bahagia..
cerita kesedihan..
dan cerita - cerita kehidupan yang lain..

Kini tahun kan berganti,
berganti dengan tahun yang baru..
harapan baru..
mimpi baru..
cerita baru..
dan mungkin kehidupan yang baru..

Apa yang telah kita lalui di tahun ini..
mungkin akan menjadi kenangan..
kenangan indah..
atau pun kenangan pahit..
akan slalu tersimpan dalam ingatan kita..

Di tahun yang baru nanti..
kta harus berusaha untuk lebih baik dalam segala hal,
berbaiki yang rusak..
menambahi semua kekurangan..
merubah kesalahan untuk lebih benar..
untuk kehidupan yang lebih baik..

Kita memulai lembaran baru..
mengisi cerita baru..
mimpi untuk jadi nyata..
dan harapan untuk terkabulkan..


http://www.okepuisi.com/2009/12/blog-post_04.html

Cinta Tak Bertuan

Katakanlah

Guru dan Murid

Dalam kelas baru murid sekolah dasar kelas 1. Seperti biasa terjadi kenal mengenal antara guru dan murid.
Guru : “Siapa nama kamu?”
Murid : “Amelia”
Guru : “Kalau ibu kamu siapa?”
Murid : “Mama”
Guru : “Maksud ibu guru, nama Ibu kamu”
Murid : “Iya , Mama”
Guru : “Okelah, sekarang bagaimana Ayah kamu panggil Ibu kamu?”
Murid : “Eh, monyong”

www.Solar-Aid.org

Kisah Cinta Katak dan Ular

Nestapa Braha, mendesis tajam dan berkali-kali menjulurkan lidahnya. Tiada yang dapatmengerti maksudnya hingga dengan sekejap ular-ular dengan berbagai corak yang ukurannya lebih kecil dan lebih pendek darinya berkumpul melingkari tubuhnya yang kokoh dan ganas. Masing-masing telah menggulung tubuhnya lalu sedikit menegakkan kepala mereka ke atas. Mata Nestapa berkeliling menjarahi satu demi satu anak cucunya lalu kembali mendesis,
"Mana Anndora?" Ular-ular lain saling menolehkan kepalanya dan bertanya satu sama lain tentang ketiadaan Anndora, cucu keturunan ke-7 Nestapa Braa yang memiliki sisik emas dan paras yang sedemikian cantiknya., ular tercantik sepanjang abad ini.
"Jangan-jangan dia tersasar lagi? Kita kan baru sebulan menempati hutan yang enak ini," kata Cobula, ular cobra istri pertama Nestapa.
Demi keselamatan Anndora, kawanan ular yang dipimpin oleh Nestapa itu mengungsikan keturunannya ke Hutan Hijau yang di dalamnya hanya dihuni kawanan katak dan belalang, yang merupakan santapan lezat bagi mereka. Sebelumnya mereka tinggal di Hutan Merah dengan raja elang sebagai penguasanya. Raja elang yang begitu tergila-gila pada keelokan tubuh Anndora.
"Maaf ... maafkan saya kakek raja, ...saya ...saya...." Anndora datang tiba-tiba, berujar dengan napas tersengal-sengal disertai kibasan ekornya yang kemilau.
"Kami semua mencemaskanmu, sayang." Nestapa berjalan mendekati Anndora dan "menggandeng" cucu kesayangannya itu dengan ekornya yang tangguh menuju tempat rapat.
"Karena Anndora sudah kembali, kita mulai saja rapat ini. Saya ingin memberitahukan pada kalian bahwa musuh terbesar kita di sini adalah kawanan katak yang sejak awal telah menempati hutan ini. Mereka adalah sumber makanan kita, di sini tak ada elang, tak ada macan, yang ada hanyalah katak-katak yang dapat dengan mudah kita lahap. Ha ... ha ... ha ...." Semua memperhatikan perkataan raja mereka. Raja yang bijaksana meskipun memiliki tiga ular istri yaitu Cobula, Barpila dan Herpax. Ular-ular itu menari bahagia mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Nestapa. Mereka saling mengibaskan ekor dan menjulurkan lidahnya panjang-panjang.
"Tapi kalian tak boleh senang dulu." Lanjut Nestapa, ular-ular lain seketika diam dan menyimaknya bicara.
"Kita tak boleh anggap remeh katak-katak itu, karena walau bagaimanapun katak-katak itu sudah lama mendiami hutan ini dan pastinya mereka lebih mengetahui seluk-beluk hutan ini daripada kita. Jadi, tidak menutup kemungkinan kita kalah dalam perang dua hari lagi."
"Apa?? Perang? Kok bisa? Tandas Anndora kaget. Raut emasnya berkilat, bukan oleh temaram sinar matahari melainkan sesuatu yang tampak cair yang dikeluarkan mata indahnya.
"Iya sayang, dua hari lagi kita akan berperang dengan kawanan katak itu. Frostang, si kepala katak yang memulai duluan. Untuk itu saya minta kepada satu ular memangsa satu katak!"
"Siap Raja." Tukas ular-ular bahagia. Hanya Anndora yang sejak tadi terlihat rancu.
"... Egypt, kau memangsa Reqi, katak yang kakinya cacat." Egypt tersentak lalu menjulurkan lidahnya, tersenyum.
"Golombo, Pewe si anak katak bagianmu."
"Mangsa enak!" golombo mendesis pelan.
"Jarva memakan Frostang si kepala katak, aku yakin kau mampu Jarva melihat sisikmu yang tajam."
"Pasti raja!" jawab Frostang mantap.
"... dan terakhir kau Anndora, carilah Denny, katak hijau yang lihai sekali melompat dan sungguh menjengkelkan."
"Apaaaaaaaa???" Teriak Anndora, melepas gulungan tubuhnya lalu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
"Kau keberatan sayang?" tukas Nestapa bingung.
"E ...e...say ... ti...dak ...tidak...tap...."
"Oh, baiklah kalian boleh ke tempat masing-masing untuk mempersiapkan tugas besar. Ingat-ingat dua hari lagi kita PERANG! Kita jadikan hutan ini milik kita!" Nestapa tak begitu memperhatikan wajah Anndora yang pasi seketika.
"SIAP !!!"

Pagi cerah, gumpalan awan putih melesat tinggi ke langit biru yang terbentang luas menyelubungi hijaunya kehidupan. Pohon-pohon menjulang tinggi seakan hendak menyentuh langit-langit awan. Daun-daun bergandengan tangan membuat Sang Surya menyusup diam-diam di antara celah yang terbuka untuk sedikit menerangi sang ular yang sedang menelungkup, menggulung tubuhnya dan melunglaikan kepalanya mengimbangi pikirannya yang berjalan mundur.
Anndora mengangkat tubuhnya, berjalan di tepi sungai dekat hutan untuk menikmati panorama. Dia mencuci ekornya, menyelupkan ekor emasnya ke tepi sungai perlahan-lahan. Tiba-tiba ia merasa sesuatu merayapi sisik emasnya.
"Hey, ! Siapa itu?" Desisnya keras dilanjutkan dengan adegan menggulung tubuhnya. Sosok katak hijau jantan yang sangat tampan kini ada di depannya. Setelah cukup lama mereka saling tatap, mengagumi keindahan masing-masing, katak hijau itu mengeluarkan suara pelan.
"Namaku Denny wahai ular cantik."
Anndora tersipu malu lalu berkata, "Aku Anndora, senang berkenalan denganmu," menggoserkan ekornya ke arah Denny dan Denny menginjak ekornya, melompati ekor emas itu lalu menurunkan tubuhnya lagi.
"Anndora, nama yang indah, kau terlihat baik wahai ular, tidak seperti ular-ular lain yang selalu mengejarku jika mereka melihatku. Padahal kami kaum katak sangat ingin hidup damai bersama kalian."
"Entahlah Denny, aku tidak mengerti, mengapa kaumku begitu rakus ingin membinasakan kalian dan menguasai hutan ini padahal kita di sini cuma numpang. Aku yakin kalian baik, Denny kau menjadi kawanku?".
"Oh, Anndora makhluk mana yang tak mau berkawan denganmu. Dengan senang hati." Denny menurunkan kepalanya lalu melompat riang ke atas kepala ular cantik itu.
Perlahan tapi pasti pertemuan katak dan ular itu sudah tak layak lagi disebut kawan. Benih-benih cinta mulai tumbuh di hati masing-masing. Sejak saat itu Anndora sering berjalan-jalan ke tepi sungai untuk bercengkerama dengan katak manis yang dicintainya. Kisah cinta mereka yang terlarang, ketika masing-masing kaum mereka saling berseteru untuk menghancurkan satu sama lain, salah satu dari kawanan ular yang ditakdirkan untuk memakan katak justru mencintai santapannya. Cinta, tiada terduga, tak pandang warna, tak kenal jiwa.

"Hai Anndora, ada apa gerangan kau melamun sayang?" Denny yang tiba-tiba datang seperti biasa melompat ke atas kepala Anndora.
Anndora tersentak dari lamunannya,
"Oh kamu Denny...."
"Aku dengar kaummu dan kaumku esok akan berperang."
"Apa ???"
"Ya, dan itu sangat tidak memungkinkan bagiku karena aku sangat mencintaimu Denny," isak tangis terdengar mengalahkan desian air sungai yang memecah bebatuan.
"Aku harus menelan hidup-hidup jazad kekasihku? Aku tak mampu Denny. Aku mencintaimu."
"Anndora, begitu juga aku, aku sangat mencintaimu. Mengapa ular tidak ditakdirkan untuk berkawan dengan katak dan mengapa katak harus ditakdirkan untuk dimangsa ular?"
Anndora mendekatkan kepalanya pada tubuh Denny dan menciumnya lembut. Tanpa mereka sadari Egypt, ular yang sangat iri pada Anndora karena dia sangat disayangi oleh kakek raja Nestapa telah mencuri dengar segala yang telah mereka bicarakan.

"Apa kau bilang? Cucu kesayanganku menjalin cinta dengan katak dekil itu? Jangan main-main Egypt!" Lantang Nestapa saking marahnya mendengar cerita Egypt.
"Ampun Kakek Raja, tapi saya benar-benar melihat dan mendengar dengan mata, kepala dan telinga saya."
"Perang tetap ada dan Anndora tetap memangsa Denny!"
Egypt tersenyum puas.

Malam penuh bintang. Terlihat para ular sedang menyusun siasat, diam-diam Anndora menyusup keluar persinggahannya menuju kawasan katak dan memberitahu segala rencana dari kaum ular.
"Kalian harus pergi dari sini, mereka sangat kuat, kalian pasti mati." Anndora mendesis.
"Terima kasih Anndora tapi bagaimana kita pergi?" Frostang.
"Frostang, aku tahu jalannya ayo ikut aku, kalian akan kabur melalui lubang air di tepi sungai."
"Baiklah, semua cepat berkemas!" seru Frostang.
Sekejap kawanan katak telah bersiap dengan "ransel" masing-masing. Berjalan berurutan menuju tepi sungai.
Satu demi satu katak-katak itu memasuki lubang saluran pipa yang mengantar mereka menuju sawah manusia yang asri. Mereka akan hidup tenang di sana.
Frostang telah memasuki lubang itu dilanjutkan Reqi yang digendong oleh Pewe karena kakinya cacat. Sekarang tinggal Denny seorang yang masih di luar lubang.
"Anndora, aku tak bisa berpisah denganmu." Ujar Denny.
"Ini demi keselamatanmu Denny, pergilah!"
"Tapi ..."

"ANNDORA!!!" geram Nestapa yang datang tiba-tiba diikuti Egypt, Cobala, Barpala, dan Golombo. "Egypt tangkap kodok tengil itu!" Perintahnya "...dan Golombo masuk ke lubang itu dan susul mereka!".
Anndora berjengkit lalu memasukkan batu besar ke lubang itu dengan menyepakkan ekornya sampai ekornya berdarah. Golombo tidak dapat memasuki lubang itu lantaran terhalang oleh batu besar yang dilempar Anndora. Sementara Egypt telah berhasil menangkap Denny membelitnya dengan tubuhnya yang kuat. Denny tercengkeram.
"Lepaskan Denny Kakek!"
"Kau telah membuat santapan kami lenyap! Berdebah kau! Golombo seret dia!"
Golombo mengaitkan ekor merahnya pada kepala Anndora dan menyeretnya sampai persinggahan.

Bintang-bintang telah meninggalkan gugusnya, digantikan oleh rona merah mentari yang muncul dari ufuk timur, tersenyum bangga akan ketinggian dirinya berkisar di lembayung langit. Langit yang begitu damai tak tergambarkan dalam percekcokan di bawahnya.
"Lihatlah, sang penentang takdir Anndora, ular tercantik sepanjang abad ini telah mencintai seekor kodok hina. Cuih!" kata Egypt.
"Cukup Egypt! Anndora, walau bagaimanapun juga kau harus menjalankan tugasmu," geram Nestapa.
"Makan Denny!"
"Tidaak ...!" tandas Anddora.
"Lakukan atau dia mati ditanganku!
"Tidak kakek, saya mohon lepaskan dia, ...." tangisnya merebak
"Golombo, bawa Denny kemari!"
"Jangan!!!"
"Kalau begitu, makan dia sekarang juga!"
Kini Denny sudah ada dihadapan Anndora siap untuk disantap, tak sedetikpun Anndora memandang tubuh Denny yang lesu. Sampai akhirnya Denny melompat ke atas kepalanya dan membisikan sesuatu.
"Baiklah kalau kau tetap tak mau, biar aku yang memakannya!" tukas Nestapa.
"Tidak kakek, biarkan aku...yang...akan memakannya."
Anndora memejamkan mata, membuka mulutnya lebar-lebar kemudian Denny melompat masuk ke dalamnya. Gelembung-gelembung air mata mulai membanjiri tubuh Anndora, perlahan ia menutup mulutnya dan menelan apa yang ada didalamnya. Pahit atau manis hampir tak terasa, yang terasa hanyalah resapan air mata.

"Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, Aku akan hidup meskipun hanya di dalam organmu. Karena di sanalah dapat ku resap cintamu dan kunikmati alunan kasih terdalammu."
Biodata Penulis:
Nama Lengkap : SUCI INDRIYANI
Nama Pena : SUCI INDYRA
Alamat : Asrama Mahasiswa UI Depok 16424
Telepon : 0856 4282 1533
No. Rekening : 915 33 747 99
(bank muammalat cabang Tegal)

 

Cerpen Persahabatan

Misha sinkap kembali tabir ingatannya. Sharon. Manis nama itu, semanis orangnya. Dialah kawan karib Misha yang selalu diingatannya. Sudah enam tahun mereka mengenali antara satu sama lain. Kegembiraan dan keperitan hidup di alam remaja mereka melalui bersama. Tetapi semua itu hanya tinggal kenangan sahaja. Misha kehilangan seorang sahabat yang tidak ada kalang-gantinya.

Peristiwa itu berlaku dua tahun yang lalu. Sewaktu itu mereka sedang berada di kantin sekolah. Misha sedang marahkan Sharon kerana mengambil pena kesukaannya tanpa izinya dan menghilangkannya.

Apabila Misha bertanya, dia hanya berkata yang dia akan menggantikannya. Misha tidak mahu dia menggantikannya. Kerana pena yang hilangtu berlainan dengan pena yang akan diganti oleh Sharon. Pena yang hilang itu adalah hadiah daripada Sharon sewaktu mereka pertama kali menjadi sepasang kawan karib.

"Aku tak mahu kau menggantikannya! Pena yang hilangtu berharga bagiku! Misha memarahi Sharon." " Selagi kau tak jumpa penatu, selagi itulah aku tak akan bercakap dengan kau!" Marahnya Misha pada Sharon. Meja kantintu di hentaknya dengan kuat hingga terkejut Sharon. Misha yang mukanya memang kemerah-merahan, bila marah bertambahlah merahlah mukanya. Sharon dengan keadaan sedih dan terkejut hanya berdiamkan diri lalu beredar dari situ. Misha tahu Sharon berasa sedih mendengar kata-katanya itu. Misha tidak berniat hendak melukainya tetapi waktu itu dia terlalu marah dan tanpa dia sedari, mutiara jernih membasahi pipinya.

"Sudah beberapa hari Sharon tidak datang ke sekolah. Aku merasa risau. Adakah dia sakit? Apa yang terjadi" Berkata-kata Misha seorang diri. Benak fikirannya diganggu oleh seribu satu pertanyaan "EH! Aku nak pergi kerumahnyalah" Berbisik Misha di hatinya. Tetapi niatnya berhenti di situ. Dia merasa segan. Tiba-tiba talipon dirumah Misha berbunyi "Ring,riiiiiiiing,riiiiiiiiing,riiiiiiiing"Ibu Misha yang menjawab panggilan itu."Misha, oh, Misha "Teriak ibunya. "Cepat, salin baju. Kita pergi rumah Sharon ada sesuatu berlaku. Kakaknya Sharon talipon suruh kita pergi rumahnya sekarang jugak" Suara ibu Misha tergesa-gesa menyuruh anak daranya cepat bersiap. Tiba-tiba jantung Misha bergerak laju. Tak pernah dia merasa begitu. Dia rasa tak sedap. Ini mesti ada sesuatu buruk yg berlaku. "Ya Allah, kau tenteramkanlah hatiku. Apapun yang berlaku aku tahu ini semua ujianmu. Ku mohon jauhilah segala perkara yang tak baik berlaku. kau selamatkanlah sahabatku." Berdoa Misha pada Allah sepanjang perjalanannya ke rumah Sharon.


Apabila tiba di sana, rumahnya dipenuhi dengan sanak -saudaranya. Misha terus menuju ke ibu Sharon dan bersalaman dengan ibunya dan bertanya apa sebenarnya yang telah berlaku. Ibunya dengan nada sedih memberitahu Misha yang Sharon dilanggar lori sewaktu menyeberang jalan berdekatan dengan sekolahnya." Dia memang tidak sihat tapi dia berdegil nak ke sekolah. Katanya nak jumpa engkau. Tapi hajatnya tak sampai. Sampai di saat dia menghembuskan nafasnya, kakaknya yang ada disisinya ternampak sampul surat masa ada dia gengam ditangannya" terisak-isak suara ibu Sharon menceritakan pada Misha sambil menghulurkan surat yang Sharon beriya-iya sangat ingin memberikannya pada sahabatnya.

Didalam sampul surat itu terdapat pena kesukaanku. Disitu juga terdapat notadaripadnya.


MISHA SHARMIN,
AKU MINTA MAAAF KERANA MEMBUAT KAU MARAH KERANA TELAH MENGHILANGKAN PENA KESUKAANMU. SELEPAS ENGKAU MEMARAHI AKU, AKU PULANG DARI SEKOLAH SEWAKTU HUJAN LEBAT KERANA INGIN MENCARI PENAMU.DI RUMAH AKU TAK JUMPA.TAPI AKU TAK PUTUS ASA DAN CUBA MENGINGATINYA DAN AKU TERINGAT, PENATU ADA DI MEJA SCIENCE LAB . ITUPUN AGAK LAMBAT AKU INGIN KESEKOLAH KERANA BADANKU TAK SIHAT TAPI DENGAN BANTUAN SITI DIA TOLONG CARIKAN. PENATU SITI JUMPA DIBAWAH MEJAMU. TERIMA KASIH KERANA TELAH MENGHARGAI PEMBERIANKU DAN PERSAHABATAN YANG TERJALIN SELAMA SETAHUN. TERIMA KASIH SEKALI LAGI KERANA SELAMA INI MENGAJARKU TENTENG ERTI PERSAHABATAN.

SHARON OSMAN.

Kolam mata Misha dipenuhi mutiara jernih yang akhirnya jatuh berlinangan dengan derasnya.Kalau boleh ingin dia meraung sekuat hatinya. Ingin dia memeluk tubuh Sharon dan memohon maaf padanya tapi apakan daya semuanya dah terlambat. Mayat Sharon masih di hospital. Tiba-tiba dentuman guruh mengejutkan Misha daripada lamunan. Barulah dia sedar bahawa dia hanya mengenangkan kisah silam. Persahabatan mereka lebih berharga daripada pena itu. Misha benar-benar menyesal dengan perbuatannya. Dia berjanji tak akan membenarkan peristiwa ini berulang kembali. Semenjak itu Misha rajin bersolat dan selesai solat dia akan membaca al quran dan berdoa dan bersedekahkan ayat-ayat al quran kepada sahabatnya. Dengan cara ini sahajalah yang dapat Misha balas balik jasanya Sharon dan mengeratkan persahabatanya. Semoga dengan kalam Allah Sharon akan bahagia di alam baza.
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme